Senin, 28 Desember 2009

Manakib 28 November 2009

Manakib Pondok Pesantren Suryalaya

Suasana Manakib











 














Kamis, 03 September 2009

Manakib istiqlal 15 Agustus 2009

Alhamdulillah manakib di Istiqlal berjalan dengan lancar meskipun adanya gangguan-gangguan seperti ancaman bom tapi ikhwan/akhwat dengan khuzu dan hidmad menjalan kan ibadah. inti dari isi manakib : perbanyak lah berzikir (jahar + khofi), jangan ragu dengan tuntungan mursid kita 1. zikir 2. khotaman 3. manakib. dan dalam menjalani kehidupan mursid kita berpesan, seperti ada dalam tanbih "Pun pula semoga Pimpinan Negara bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir maupun bathin. Pun kami tempat orang bertanya tentang Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, menghaturkan dengan tulus ikhlas wasiat kepada segenap murid-murid : berhati-hatilah dalam segala hal jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan agama maupun negara. Ta’atilah kedua-duanya tadi sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam keimanan, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Hadlirat Illahi Robbi yang membuktikan perintah dalam agama maupun negara"...

Selasa, 28 April 2009

Manaqib Sohibul MANFAAT

Tgl, 26 April 2009 Manakib Kali ini memang lain dari biasanya karena ada kehadiran 4 sekaligus wakil talkin termasuk KHM Siradjuddin Ruyani, yakni KHM soleh, Kiai Kholil Syaid, dan KH amin Abdullah Tausiyah I KH amin Abdullah Memberikan tausiahnya yang intinya Amalkan seluruh ajaran TQN dengan kesungguhan dan TANBIH Tausiyah II KHM soleh Memberikan tausiahnya yang intinya bertawadhu atau rendah hati dan ingat TANBIH Beliau adalah salah satu rombongan wakil talkin selain itu ada Kyai Haji Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Almaslul . Alhamdulliah Manakib disana berjalan dengan lancar yaitu Manakib Akbar Masjidil Harom pd tanggal 14 April 2009. Berkad do’a karomahnya TUAN SYEKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TADJUL ARIFIN,RA…. Karena tidak mustahil karena TQN juga berasal dari sana dan kembali kesana ucap beliau KHM Soleh . . . Tausiyah III Kiai Kholil Syaid Memberikan tausiahnya yang intinya amalkan seluruh ajaran TQN yangdi ajarkan oleh Pangersah abah KH Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) urutan ke 37 dari silsilah TQN. Belajar dengan benar dan diyakini dengan benar. Karena juru selamat kehidupan kita mohon maaf dikarena saya tidak membawa alat perekam, Foto ini bersumber http://sohibulmanfaat.blogspot.com/

Sekilas Manakib ITB_Bojong

Tgl, 18 April 2009, seperti biasa kita sholat maqrib bersama-sama dzikir,khataman,sholat isya, dzikir,istirahat 5 menit …. Manakib Ust.Asep 1. Saya ingin Tanya sama ikhwan TQN yg hadir disini apakah sudah melaksanakan dengan baik sholat ….. apakah anda melakukannya tepat waktu ……….. jawab didalam hati saja. Apakah anda telah melakukan sholat selama ini dengan baik …. Dan bagaimana waktunya….. Saya berbicara sama yg sholat, ..(gimana yang gak sholat…) Allah akan menurun kan 15 azab orang yang suka melalaikan atau mengulur –ulur waktu sholat …… . Diantaranya jgn kalian menyalah kan ke Allah ……. kenapa kok saya sudah ibadah tapi tetep aja susah …….., dalam ibadah jalan ditempat….. karena kalian suka melalaikan atau mengulur –ulur waktu sholat. wajar kalo rejeki anda dilur-ulur..... 2. Apakah kalian sudah melaksanakan sholat,mengaji, puasa sunah, sholat sunah, ibadah haji ,berzakat apakah itu sudah bertaqwa. Secara syareat mungkin iya…. Saya akan menerangkan sedikit tentang taqwa…… Sebelum para jemaah menjadi takwa harus memenuhi syarat, contoh kalau kita mau masuk sekolah harus memenuhi syarat2 yg ditentukan oleh sekolah tersebut betul …. Apakah akan diterima …….oleh sekolah tersebut jika syarat2 nya telah kita penuhi ……. Tidak belum tentu di terima kurang lebih seperti ini bunyi ceramahnya Tanyakan kepada diri sendiri, apakah kita sudah termasuk orang bertaqwa? Ingat sebelum orang bertakwa dia harus mempunyai ciri ? Ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah : 1. Orang yg mampu bila lapar mampu mengenyangkan orang lain. Contoh Nabi Kita Nabi Muhammad S.A , suatu hari kedatangan tamu . ya …nabi hamba ingin melaksanakan sunah mu tetapi aku tidak punya apa2… Nabi terdiam sesaat dan memanggil istri beliau Istri ku punya apa kita sekarang.. istri nabi menjawab kita punya sedikit gandum untuk sore hari ini. Kasih kan kepada pemuda ini istriku. 2. Orang yg kuat. Apakah kuat fisik … tidak tapi kuat menahan semua Nafsu… 3. Orang yg pemaaf. Dari ciri ini baru syarat2 mendekati TAQWA TAQWA Kunci untuk mendapatkan kemuliaan dari Allah Swt. adalah taqwa. Taqwa yaitu menjalankan perintah Allah yang wajib dan yang sunat serta menjauhi larangan Allah berupa dosa besar dan dosa kecil. setelah mempunyai ciri2 dia harus menempuh syarat2 barulah ini orang yg bertakwa Syarat-syarat orang yang bertaqwa adalah : 1. Tawadhu; Rendah hati, memiliki sopan santun, seperti dalam Tanbih disebutkan terhadap yang lebih tinggi dari kita baik lahir maupun bathin, terhadap sesama, terhadap orang yang keadaannya lebih rendah dari kita dan memiliki sikap terhadap fakir miskin. Tawadhu terdiri dari dua. Yaitu tawadhu terhadap Allah seperti ketika akan melaksanakan shalat, gunakanlah pakaian yang sesuai. Dan tawadhu terhadap manusia, karena surga itu banyak dihuni oleh manusia yang bertaqwa dan yang berakhlak mulia. 2. Qona’ah; Merasa cukup dengan pemberian Allah. Sebaliknya dari qona’ah adalah serakah. Orang yang serakah tidak peduli dengan halal haram asal kehidupannya penuh dengan materi meskipun harus mengorbankan harga diri sehingga hilang rasa kemanusiaannya. 3. Wara’; Memiliki sikap hati-hati dalam niat atau tekad, sikap dan ucapan serta perbuatan. Ingat tujuan kita datang ke Suryalaya adalah bersama Abah supaya bisa sampai kepada Allah melalui karomahnya, barokahnya serta wasilahnya sehingga kita bisa selamat di dunia dan di akhirat.

Senin, 13 April 2009

Ziarah ke makam abah sepuh

Manakib Yayasan Serba bakti Pondok Pesantren Suryalaya Perwakilan Tangerang

MANAQIB Yayasan Serba bakti Pondok Pesantren Suryalaya Perwakilan Tangerang minggu 12 April 2009 Manaqib adalah suatu bentuk kegiatan khidmat amaliah dan ilmiah, dan sudah melembaga dan membudaya di tengah sebagian ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya. Kegiatan khidmat itu merupakan bagian pengamalan dan pengenjawantahan dari Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Manaqib itu sendiri berasal dari bahasa Arab, dari lafad “manqobah” yang berarti : kisah tentang kesolehan dan keutamaan ilmu dan amal seseorang. Syaikh Abdul Qodir Jaelani pernah berkata : "Dimana saja dibacakan manaqib-ku aku hadir padanya". Oleh karena itu pada waktu pelaksanaannya para ikhwan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya harus hadir untuk mengikuti jalannya kegiatan tersebut. Susunan acara manakiban sebagai berikut : 1. Pembukaan .. . 2. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an . . . . 3. Pembacaan Tanbih .. . . 4. Tawasul . . .. . . . . 5. Pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jaelani . ; , 6. Da’wah/Tabliqul Islam oleh Mubaligh Pondok Pesantren Suryalaya Da'wah I di bawakan oleh ust. dari perwakilan di DKI Jakarta Da'wah II dibawakan oleh Wakil Talqin KHM Siradjuddin Ruyani .. . . . 7. Pembacaan Sholawat Bani Hasyim 3 (tiga) kali .. Suasana manaqib ' . . . . Suasana setelah manaqib ..

Sabtu, 14 Maret 2009

Bidang Usaha YSB Pondok Pesantren Suryalaya Perwakilan Tangerang

Alhamdulillah .... Bidang Usaha YSB Pondok Pesantren Suryalaya Perwakilan Tangerang sudah Berjalan Ikan Hias dan Tanaman Hias .. mohon do'a semoga usaha ini dapat berjalan sesuai yang kita harapkan... Al-Fatihah

Sabtu, 21 Februari 2009

Manakib

Inilah Suasana Manakib Dibojong yang diselenggarakan setiap minggu ketiga Yang dimana isi dari ceramah yang sangat berkesan untuk saya 1 . Valentin Siapa yang merayakan atau ikut serta dalam acara tersebut anda keluar dari ajaran islam karna tidak ada Satu ayat Alqu'an ataupun hadist yang membolehkan kita ikut acara valentinan, kalau kita ikut berarti ..... yang artikan sendiri bagi pembaca karna diluar dari Alqur'an dan Hadist 2 . Menuntut Ilmu Ada ayat menerangkan untuk mencari Ilmu.... Berati kita harus pintar.... jangan bodoh apakah pintar harus Ir..Sarjana atau Dokter.... untuk apa berilmu kalau tidak didasari oleh Islam, iman dan Ihsan. kalau kita sudah berilmu .... kita menjadi islam yg sempurna..... tidak , jika kita tidak ber-amal.... beramal apa... ya... apa saja.....setelah itu berarti islam kita sudah sempuna... (bodoh---->ber-ilmu---->islam,iman dan ihsan----> beramal ) sempurnakah..... tidakkkkkkkkkkkkkk kok gitu... lantas apa donk pertanyan didalam hati saya Ust. Asep menjawab....bila tidak dibarengi dengan rasa Ikhlas dan berdzikir

Suasana Manakib di bojong

Ust.Asep sedang memberikan ceramah amaliyah TQN

Manakib Mesjid istiqlal

Manakib Akbar

Selasa, 10 Februari 2009

Penghubung Manusia Dengan Allah

Siapa penghubung manusia dengan Allah ? Qalbu Penghubung Manusia Dengan Allah adalah Qalbu Hakikat diri (nafs) manusia adalah jiwa (rûh), dan inti dari jiwa adalah hatinurani (qalbu). Qalbu juga merupakan penghubung antara manusia dengan Tuhannya. Allah berhubungan dengan manusia melalui Qalbu. “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah terhubung dengan manusia melalui qalbunya…”(QS. 8:24) Juga dalam sebuah haditsnya Rasulullah SAW mengingatkan kita: “Sesungguhnya Allah tidak memperhatikan penampakan lahiriyahmu, tapi yang selalu Allah perhatikan adalah qalbu-qalbu kamu yang ada di dalam dada.” Maka ketika tubuh biologis manusia mengalami kematian, diri manusia yang berwujud ruh (jiwa) dikeluarkan dari tubuh itu dan dibawa menghadap Allah SWT dengan didampingi oleh para malaikat dan jin yang selama ini menjadi qarin-nya. "Hari ketika Ruh dan para malaikat berdiri berjajar…"(QS. 78:38) Saat itu qalbu jismani, yaitu jantung, sudah akan hancur bersama hancurnya tubuh di dalam kuburan. Tetapi qalbu ruhani, yaitu hatinurani, akan terbawa menghadap Allah SWT. "Hari tidak ada lagi manfaat harta maupun keturunan.Kecuali yang menghadap Allah dengan qalbu yang selamat."(QS. 26:88-89) Qalbu bisa saja bermasalah, sumber masalahnya adalah hawa nafsu yang ada di dalam diri dan setan/iblis yang ada di luar diri. Dengan gangguan keduanya qalbu dapat menjadi kotor dan rusak. Namun segala sesuatu ada pembersihnya dan pembersih qalbu adalah dzikrullah "Janganlah kamu ikuti orang yang lalai qalbunya dari berdzikir kepada-Ku lalu ia ikuti hawa nafsunya"(QS. 18:28) "Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran"(QS. 4:135) "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa-nya?"(QS. 25:43) "Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut dorongan hawa"(QS. 53:3) "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tu­hannya dan menahan diri dari dorongan hawa"(QS. 79:40) Fungsi Qalbu: Di dalam Qalbu; - Mengakal (QS. 22:46) - Memahami (QS. :179) - Mengobservasi (QS. 22:46) - Mengimani (QS. 5:41, 39:45) - Merasa (QS. 2:260, 40:35, 57:16) - Merenungkan/dzikir (QS. 50:37, 43:36) Isi Qalbu: 1. Fitrah Allah (Sifat/Ilmu/Qudrat) (QS. 30:30) 2. Bibit Iman (Kesaksian Iman) (QS. 7:172 & HR. Bukhari) 3. Format ke-Allah-an (HR. Bukhari) Problem Qalbu: 1. Berkarat (Hadits) 2. Tertutup (QS. 2:7) 3. Mengeras (QS. 2:74) 4. Berpenyakit (QS. 2:10) 5. Buta (QS. 22:46) 6. Brutal/kasar (QS. 3:159) Kalau qalbu mengalami problem-problem tersebut maka fungsi qalbu akan terganggu atau bahkan terhenti sama sekali. Akhlak Bermula dari Qalbu Beruntunglah orang-orang yang memiliki qalbu yang bersih lagi jernih, yang dengan itu hubungannya dengan Allah akan berjalan mulus dan ia dapat menyerap cahaya Allah sebaik-baiknya. Allah SWT adalah cahaya langit dan bumi (QS. 24:35) dan Rasulullah s.a.w. sering berdoa: Wahai Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami…(QS. 66:8) “Ya Allah, jadikanlah pada qalbuku selalu ada cahaya… “. Ketika cahaya Allah telah terserap kedalam qalbu maka apa yang ada di dalam qalbu akan tumbuh memancar keluar, dan berkembang menjadi akhlak yang disebut Akhlak ke-Allah-an. “Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah…” Sebaliknya, qalbu yang rusak dan mati akan gagal menyerap cahaya Allah sehingga bibit iman dan sifat-sifat Allah yang ada di dalam qalbu juga mati. Qalbu yang mati akan gagal menjalankan fungsinya: Mengendalikan hawa nafsu, dan Membentengi diri dari setan/iblis. Akibatnya setan/iblis dengan leluasa masuk ke dalam diri dan mengobar-ngobarkan hawa nafsu sehingga muncul dorongan-dorongan biologis kebinatangan. Kalau sudah begitu akhlaq yang terbentuk pun merupakan akhlaq kebinatangan atau akhlak kesetanan.

Qalbu

Bagaimana cara menghidupkan qalbu?
Bagaimana cara menghunjamkan dzikir jahri dari mulut agar tembus menjadi dzikir sirri di dalam qalbu?
“…maka bertanyalah kepada ahli dzikir (bukan ahli fikir! - pen.) jika kamu tidak mengetahui.”(QS. 16:43)
Ada banyak metode (thariqah) yang digunakan para ahli dzikir, diantaranya metode Qadiriyah Naqsyabandiyah Suryalaya: 1. Gunakan Dzikir Utama berulang-ulang 2. Lewatkan titik-titik lathifah (sensor) untuk menghunjam masuk ke dalam qalbu 3. Sertakan hentakan/tekanan (dharban) yang kuat 4. Rasakan jangan fikirkan 5. Titik Sensor (Lathifah)Dzikir Jahri yang diucapkan dengan mulut harus ditembuskan ke pusat ruh yaitu Qalbu, kalau tidak ia hanya akan menjadi gelombang-gelombang suara yang lepas mengembara di angkasa tanpa menembus alam lâhût dan `arasy Allah. Untuk menembuskannya, saat mulut melafazhkan kalimat Lâ-ilâha-illa-llâh kita jalarkan kalimat tersebut pada titik-titik lathifah/sensor:1. Lathifah Qalbi2. Lathifah Ruhi3. Lathifah Sirri4. Lathifah Khafiy5. Lathifah Akhfa6. Lathifah Nafs7. Lathifah Qalabi 6. Pengucapan kalimat Lâ-ilâha-illa-llâh dilakukan dengan suara tegas, dirasakan / dijalarkan dari bawah pusar keatas hingga ubun-ubun, lalu ke sebelah kanan dari titik 2 jari di atas puting susu ke arah titik 2 jari dibawah putting susu, lalu ke sebelah kiri dari titik 2 jari di atas putting susu dihunjamkan ke titik 2 jari di bawah putting susu kiri. Penjalaran dzikir ini diarahkan dengan gerakan kepala ke atas, lalu ke kanan dan ke kiri. 7. Semua itu dilakukan dengan tekanan/ hentakan yang kuat (dharban) kedalam tubuh hingga terasakan kedalam ruh/jiwa orang yang melakukannya. Lakukan itu berulang-ulang, sebanyak-banyaknya, sehingga terbentuk apa yang disebut the magical power of repetition. 8. “…dzikirkan olehmu Allah sebanyak-banyaknya.”(QS. 33:41) 9. Dalam melakukannya jangan gunakan fikiran, tapi gunakan rasa, karena berdzikir memang bukan berfikir. Allah swt tegas membedakan dzikir dengan fikir di dalam QS. Ali Imran 3:191. Sekali lagi: rasakan, jangan fikirkan! 10. Manakala dzawq (rasa) di dalam qalbu telah dapat merasakan iman tawhid maka Dzikir Jahri boleh dihentikan dan diganti dengan Dzikir Sirri. 11. Kadang orang masih penasaran bertanya, sebanyak-banyaknya itu berapa kali? Para ulama dzikir menyatakan sekurang-kurangnya 5 x 33 alias 165 kali. Orang sudah biasa berdzikir 33 kali, lakukanlah Dzikir Jahri ini 5 kali lipatnya sehingga menjadi 165. 12. Apakah harus tepat sejumlah itu? Tidak harus! The more the better (makin banyak, ya makin baik). Ibarat orang mengaduk adonan kue/roti, adukan itu harus mencukupi hingga adonan mengembang, lalu dibakar di oven. Kalau adukan kurang memadai dan adonan belum mengembang lalu langsung dibakar dengan oven apa jadinya? Bantat. Begitu pula dzikir. Kalau Dzikir Jahri kurang kuat tekanannya, atau kurang banyak pengulangannya, maka ia belum sampai menembus dan menggetarkan qalbu. Kalau langsung dihentikan maka Dzikir Sirri belum terbentuk di qalbu, akibatnya qalbu belum terhubung ke Allah SWT, nikmat dan manfaat dzikir pun tidak tercapai. 13. Muncul pula pertanyaan mengapa pengarahan jalaran dzikir itu menggunakan gerakan kepala ke atas, ke kanan, lalu ke kiri? Ulama dzikir dalam istinbatnya menarik hikmah dari ayat: 14. Iblis: “Lalu akan aku datangi manusia dari hadapan mereka, dan dari belakang mereka, dan dari kanan mereka, dan dari kiri mereka…”(QS. 7:17) 15. Gerakan dzikir ke atas maksudnya untuk menepiskan iblis yang menyerang dari depan dan belakang, gerakan dzikir ke kanan dan ke kiri untuk menepiskan iblis yang ada di kanan dan kiri.

Jumat, 06 Februari 2009

Azas Tujuan Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ilahi Anta Maqshuudii Waridloka Mathluubi A’thini Mahabbataka wa Ma’rifatakaArtinya : Ya Tuhanku ! hanya Engkaulah yang ku maksud, dan keridlaan Mulah yang kucari. Berilah aku kemampuan untuk bisa mencintaiMu dan ma’rifat kepadaMu.Doa tersebut diatas oleh para ikhwan Thoriqah Qadiriyah Naqsayabandiyah wajib dibaca dua kali. Dalam doa tersebut mengandung tiga bagian : 1. Taqorub terhadap Allah SWT. Ialah mendekatkan diri kepad Allah dalam jalan ubudiyah yang dalam hal ini dapat dikatakan tak ada sesuatunyapun yang menjadi tirai penghalang antara abid dan ma’bud, antara choliq dan makhluq. 2. Menuju jalan mardhotillah Ialah menuju jalan yang diridloi Allah SWT. baik dalam ubudiyah maupun di luar ubudiyah, jadi dalam segala gerak-gerik manusia diharuskan mengikuti atau mentaati perintah Tuhan dan menjauhi atau meninggalkan larangan-NYA.Hasil budi pekerti menjadi baik, akhlak pun baik dan segala hal ikhwalnya menjadi baik pula, baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun yang berhubungan dengan sesama manusia atau dengan mahluk Allah dan insya Allah tidak akan lepas dari keridloan Allah SWT. 3. Kemahabbahan dan kema’rifatan terhadap Allah S.W.TRasa cinta dan ma’rifat terhadap Allah “Dzat Laisa Kamitslihi Syaiun” yang dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. Kalau telah tumbuh Mahabbah, timbullah berbagai macam hikmah di antaranya membiasakan diri dengan selurus-lurusnya dalam hak dhohir dan bathin, dapat pula mewujudkan “keadilan” yakni dapat menetapkan sesuatu dalam haknya dengan sebenar-benarnya. Pancaran dari mahabbah datang pula belas kasihan ke sesama makhluk diantaranya cinta pada nusa ke segala bangsa beserta agamanya. Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah ini adalah salah satu jalan buat membukakan diri supaya tercapai arah tujuan tersebut. Suryalaya 10 November 1960 Ttd. (KH. A Shohibulwafa Tajul ‘Arifin).